Thursday, January 10, 2008

11 Tanda Kamu Sedang Menghadapi Terlalu Banyak Tekanan

Setiap orang pasti pernah merasa tertekan, dan tidak semua tekanan itu buruk. Namun, kalau beberapa atau semua tanda berikut ini menggambarkan dirimu, maka kemungkinan kamu sedang menghadapi terlalu banyak tekanan.

  1. Punya banyak masalah dengan para guru.
  2. Memerlukan banyak waktu untuk untuk tidur, atau tidak bisa tidur nyenyak.
  3. Ingin makan sepanjang waktu, atau tidak mau makan.
  4. Sakit kepala, sakit perut, flu, infeksi, pegal-pegal.
  5. Perilaku ingin melarikan diri, terlalu banyak melakukan aktivitas tertentu (TV, musik, belajar, tidur, main Internet) dan tidak mengacuhkan hal-hal lainnya.
  6. Menjauhkan diri dari keluarga dan teman-temanmu.
  7. Menangis karena sebab yang tidak jelas.
  8. Merasa seperti orang bodoh.
  9. Merasa capek dan gelisah; selalu merasa khawatir
  10. Merasa bahwa semuanya sudah lepas kendali, seakan-akan kamu sudah lepas kendali.
  11. Depresi, sedih, malas, dan lainnya.

“Saat stress, kamu merasa semuanya harus segera dilakukan”

-Natalie Goldberg

8 Kiat Menghadapi Tragedi atau Bencana

Serangan teroris. Penembakan di sekolah. Berbagai macam tindakan kekerasan. Kebanyakan remaja tidak akan pernah mengalami hal-hal seperti ini. Tapi, bahkan kalau kamu menyaksikan lewat berita, hal ini akan memunculkan perasaan yang sangat kuat dan rasa takut. Setelah peristiwa pengeboman Murrah Federal Building pada 1995 di kota Oklahama, maka Department of Mental Health and Substance Abuse Services di Oklahoma menciptakan ide-ide berikut ini untuk menolong para remaja dalam menghadapi semua itu.

  1. Apakah kamu secara langsung ataupun tidak langsung terpengaruh oleh suatu bencana atau peristiwa kekerasan, adalah hal yang normal untuk merasa khawatir akan keselamatan dirimu sendiri, untuk memiliki gambaran tersendiri mengenai peristiwa itu di pikiranmu, dan berpikir bagaimana kamu akan bereaksi kalau di hadapkan pada suatu keadaan yang mendesak.

  2. Reaksi orang terhadap trauma bisa bermacam-macam. Beberapa orang merasa terganggu atau menjadi depresi, yang lainnya tidak bisa tidur atau selalu bermimpi buruk, yang lainnya tidak mau mengakui perasaan mereka sendiri atau hanya “melupakan” kejadian yang pernah dialaminya itu.

  3. Mungkin kamu merasa lebih baik untuk bertindak seakan-akan peristiwa itu tidak akan pernah terjadi. Namun, untuk jangka panjang, paling baik kalau kamu bersikap jujur terhadap perasaan-perasaan yang kamu miliki, dan biarkan dirimu mengakui perasaan kehilangan dan ketidakpastian itu.

  4. Sangat penting untuk menyadari bahwa kehidupanmu pasti akan kembali normal, walaupun beberapa hal tampak tidak jelas untuk sementara waktu.

  5. Sangat penting untuk berbicara dengan seseorang tentang kepedihan, amarah, dan emosimu yang lain, walaupun mungkin cukup sulit untuk memulainya.

  6. Kamu mungkin akan merasa paling nyaman untuk mengungkapkan perasaanmu dengan seorang guru, pembimbing, atau pemuka agama. Yang penting, kamu punya seseorang untuk dijadikan tempat curhat.

  7. Normal saja kalau kamu memiliki keinginan untuk membalas kepada orang-orang yang menyebabkan semua kepedihan ini. Keinginan ini muncul dari perasaan kita saat melihat para korban yang tidak bersalah. Namun, kita harus mengerti bahwa sesungguhnya kita akan rugi kalau membalas kekerasan dengan kekerasan pula. Tidak ada gunanya juga kamu melontarkan kata-kata atau tindakan kasar.

  8. Walaupun kamu akan selalu teringat akan kejadian itu, kepedihan itu akan hilang perlahan-lahan sejalan dengan berlalunya waktu. Kamu juga akan mengerti, bahwa, di dalam usaha menghadapi sebuah tragedy, kamu akan menjadi lebih kuat, lebih mudah beradaptasi, dan menjadi lebih percaya pada diri sendiri.