- Belajar untuk bilang tidak. Latihlah mengatakannya di depan cermin sampai kamu bisa mengatakan hal itu tanpa rasa enggan atau keraguan. Gunakan dengan nada suara dan bahasa tubuh yang menyatakan “aku bersungguh-sungguh!”.
- Buatlah singkat, jelas, jujur, dan tegas.
- Ingatlah bahwa kamu bukannya menolak orang itu. Kamu menolak permintaan darinya.
- Jadikan “tidak” sebagai kata pertama yang kamu ucapkan. Contoh: “Tidak. Aku tidak ada waktu hari Senin.” “Tidak, aku tidak bisa melakukannya.”
- Tidak apa-apa untuk menambahkan alasan pada penolakanmu, tapi kamu tidak harus membuat sebuah pidato. Contoh: “Tidak, aku harus mengumpulkan tugas Selasa pagi.” “Tidak, aku sudah menawarkan diri untuk menjadi Sukarelawan.”
- Tidak apa-apa untuk mengucapkan maaf karena sudah bilang tidak, kalau dirasakan akan membuat suasana menjadi lebih cair, tapi jangan keterusan. Contoh: “Tidak, maaf yah, aku nggak punya waktu untuk melalukan itu sekarang.”
- Jangan terbujuk untuk mengubah pendirianmu.
- Jangan merasa bersalah. Sudah menjadi hakmu untuk mengatakan tidak.
- Belajar untuk bilang ya. Katakanlah ya kalau kamu memang berniat untuk mengatakannya dan saat waktunya memang tepat bagimu.
· Pastikan bahwa kamu sudah punya cukup informasi untuk membuat sebuah keputusan. Kalau kamu merasa tidak pasti, khawatir, atau terpojok, kemungkinan besar kamu harus tahu lebih banyak sebelum kamu menyetujuinya.
· Katakan ya kalau kamu mempunyai waktu, energi, dan keinginan.
· Katakan ya terhadap sesuatu yang benar-benar ingin kamu kerjakan, atau sesuatu yang kamu tahu akan bermanfaat bagimu, atau sesuatu yang akan memberi manfaat bagi orang atau grup lain.
· Katakan ya kalau permintaan itu dapat membantumu mencapai sebuah tujuan. Contoh: Bertemu dengan orang baru, mempelajari keahlian-keahlian baru, mengembangkan wawasanmu.
· Katakan ya kalau permintaan ini menghargai dirimu sebagai pribadi.
· Katakan ya kalau permintaan itu akan menolongmu tumbuh menjadi lebih dewasa.
· Katakan ya kalau memang harus kamu lakukan. Beberapa permintaan memang tidak bisa ditolak.
- Buatlah skala prioritas atas aktivitasmu. Susunlah aktivitas-aktivitas itu dengan lebih efisien dan selipkan waktu untuk dirimu sendiri. Cobalah strategi berikut ini:
· Buatlah catatan berisi semua aktivitasmu dari les pelajaran sampai tugas-tugas dengan tenggat waktu tertentu, acara pesta sampai pekerjaan pada akhir minggu, dan tugas-tugas di rumah.
· Saat kamu sudah selesai membuat catatan itu, maka tandailah aktivitas yang paling penting sebagai nomor #1. Tandailah aktivitas yang kedua pentingnya sebagai nomor #2. Dan seterusnya. Gunakanlah sebuah pensil karena kemungkinan besar kamu akan berubah pikiran.
· Saat kamu sudah selesai, lihatlah hasilnya baik-baik.
· Bila memungkinkan, mulailah hapus prioritas terakhir. Mulailah dari belakang ke depan, menghapus atau mencoret sebanyak mungkin aktivitas yang bisa dihapus.
· Masukkan aktivitas yang tersisa ke dalam kalender rencanamu. (Apa? Kamu nggak punya kalender rencana? Buatlah sendiri, dan masukkan itu sebagai aktivitas dan prioritas nomor #1.)
· Lihatlah jadwal yang telah kamu buat tadi. Apakah kelihatannya semua bisa dilakukan? Apakah kamu sudah menyisihkan waktu paling tidak satu malam dari seminggu untuk dirimu sendiri, untuk melakukan apa pun yang kamu inginkan atau belum sama sekali.
- Mintalah pertolongan kalau kamu memang membutuhkannya. Tanyalah kepada teman yang berhasil, tapi tampak tenang, tentang bagaimana di bisa melakukannya. Tanyalah seorang pustakawan tentang buku-buku yang bermanfaat. Bicaralah dengan guru BP di sekolahmu.
No comments:
Post a Comment